Daftar isi :
Pertanianpedia – Hai Sobat Pertanianpedia, sebagaimana kita ketahui Kebutuhan beras semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di negara kita.
Oleh karena itu berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi padi salah satunya melakukan inovasi dengan melakukan budidaya padi secara organik.
Ciri pertanian secara organik yaitu tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia atau sintetis. Penggunaan pupuk dan pestisida organik dinilai lebih ramah lingkungan dan aman bagi kelangsungan ekosistem dan memelihara kesuburan tanah untuk jangka panjang.
Membudidayakan padi secara organik dapat meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestik maupun global. Beras yang dihasilkan dari padi organik juga berkualitas tinggi dan harga jualnya juga mahal.
Selain itu menanam padi secara organik dapat menghindari berbagai macam pencemaran akibat dari penerapan teknik pertanian.
Namun demikian menanam padi secara organik dapat membantu usaha konservasi tanah dan air dan mengurangi masalah erosi akibat dari pengolahan tanah yang intensif.
Walau memiliki beberapa kekurangan seperti umur padi yang ditanam secara organik lebih lama dari pada padi yang ditanam secara kimia dan juga daun tanaman tidak nampak hijau tua.
Namun hasil produksinya tidak kalah dari padi yang diolah secara kimia yakni bisa mencapai 7,2 ton per Hektar.
Hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan jika kita hendak melakukan budidaya padi secara organik, yuk simak ulasannya berikut ini:
Pemilihan Benih
Benih yang dipilih untuk membudidayakan padi secara organik yakni padi yang bernas. Untuk memilih bibit padi yang bernas dilakukan dengan melakukan perendaman benih padi pada air yang diletakkan di bak.
Padi yang tenggelam ke dasar bak dipilih untuk kemudian disemai dan dijadikan bibit padi organik. Kemudian buatlah bedengan dan beri pupuk dasar organik padat kemudian taburkan benih padi diatas bedengan. Lakukan pengairan secara berkala sampai bibit padi tumbuh.
Bibit padi organik yang akan ditanam di usahakan masih muda atau berumur 7-10 hst agar mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mudah hidup.
Pengolahan lahan
Sebelum lahan siap di tanami tanah di bajak terlebih dahulu. Setelah dibajak dan diratakan lahan di taburi dengan pupuk organik padat atau kohe (kotoran hewan) atau dapat juga menggunakan pupuk Petroganik granule.
Semprot juga dengan menggunakan pupuk organik cair untuk mengaktifkan mikroba tanah.
Di jalur masuk pintu dibuat bak ukuran 3 x 4 meter dan di tanami enceng gondok dengan tujuan penanaman enceng gondok adalah untuk membersihkan unsur negatif air seperti logam berat dan racun kimia agar air yang masuk ke lahan bersih dan sehat.
Namun demikian, perlu juga mengukur ph air pada area tanam, Ph yang baik berkisar 6-7 . Selain itu untuk bercocok tanam padi secara organik, perlu menjaga aliran air agar sawah tidak tergenang terus menerus sehingga perlu mengontrol sirkulasi air.
Penanaman
Pada proses penanaman sebainya menggunakan jarak tanam 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm agar tidak terlalu rapat untuk menghindari serangan penyakit jamur.
Pemupukan
Pemupukan adalah proses memberikan nutrisi atau hara bagi tanaman agar dapat tumbuh dan menghasilkan produksi padi yang maksimal.
Pupuk organik yang digunakan pada padi organik antar lain pupuk organik padat. Bahan yang digunakan untuk menmbuat pupuk organik padat adalah bahan-bahan alami yaitu kotoran ternak (KOHE) yang telah difermentasi selama 3 minggu, digunakan saat awal pengolahan lahan dan pemupukan pertama.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan 4 ton pupuk organik padat per 1 hektar dengan aplikasi 2 ton sebelum tanam dan 2 ton setelah tanam.
Apabila jumlah tersebut tidak tercukupi dapat dikurangi volume nya namun konsentrasinya ditinggkatkan baik mengunakan kohe sapi ataupun kambing.
Sedang pupuk organik cair juga dibuat dari bahan-bahan alami seperti dedaunan, bonggol pisang, rebung yang sudah di cacah .Lalu letakkan pada tong dan di isi air dengan air sumur.
Kemudian di beri em 4 pertanian untuk mempercepat proses fermentasi dengan ukuran 200 ml per drum 100 Liter. Kemudian dicampur molase atau tetes tebu kalau tidak punya molase dapat menggunakan gula, baik gula putih atau gula merah.
Untuk pupuk organik cair yang mengandung unsur hara mikro dan hormon-hormon diantaranya menggunakan bahan-bahan berikut:
kalium atau pengganti gandasil buah diperoleh dari rendaman sabut kelapa
Hormon auxin diperoleh dari kulit bawang
kalsium diperoleh dari kulit telur
Mineral, vitamin, gula, asam amino, hormon Auksin , sitokinin, giberelin dan unsur hara makro serta kandungan zpt diperoleh dari air kelapa.
Vitamin b1 yang berfungsi untuk menjaga keberlangsungan metabolisme tanaman, sebagai zat antri stress, penguat tanaman dari perubahan kondisi ekosistem lingkungan dan menjaga tanaman tetap kelihatan segar diperoleh dari Air cucian beras.
Mikro organik seperti amino diperoleh dari magot atau ikan yang berpunggung biru yang diblender dan di ambil ekstraknya. Selain itu semua semak-semak yang sudah melapuk mengandung zat mikro selain kandungan karbon.
Keunggulan menggunakan pupuk organik cair adalah lebih mudah diserap oleh tanaman karena langsung diaplikasi pada stomata tanaman. Selain itu penggunaan pupuk organik cair tidak merusak tanah dan tanaman walau di gunakan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Untuk membantu fermentasi dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk organik cair dapat mengguakan em 4 , tricoderma, atau tape singkong.
Penyemprotan Pupuk organik cair diaplikasikan setiap 1 minggu sekali di spray pada semua bagian tanaman dan juga mengenai tanah.
Sedang untuk pupuk organik padat diperoleh dari pupuk petroganik granule atau KOHE (kotoran hewan) yang difermentasi dengan EM 4 dan molase atau gula.
Setiap kohe memiliki kandungan dominan yang berbeda seperi Kotoran sapi mengandung lebih banyak Nitrogen, Kotoran ayam mengandung lebih banyak pospat, sedang Kotoran kambing mengandung lebih banyak Kalium.
Pemupukan dilakukan secara rutin, pemupukan pertama dilakukan 10-20 hari setelah tanam dengan cara area sawah yang akan dipupuk didikeringkan lalu ditutup pintu air masuk dan keluarnya.
Ketika sudah umur 27 hari isi kembali air dengan kondisi tidak terlalu kering atau terlalu basah.
Resiko jika hendak membudidayakan padi secara organik yakni jika area tanam sekeliling tanaman kita tidak menggunakan cara organik maka hama akan pindah ke areal kita.
Untuk itu perlu penanganan yang serius untuk menanggulangi hama.
Perawatan
Untuk melakukan perawatan padi organik yang utama adalah mengusahakan bedengan atau area lahan bersih agar hama tidak bersarang.
Hama dan penyakit yang sering dijumpai pada tanaman padi organik antara lain daun menguning, ulat, wereng, lembing batu dan burung ketika sudah mulai berbuah.
Cara menanggulangi hama dan penyakit tersebut umumnya masih dilakukan secara manual membuat orang-orangan sawah.
Sedang untuk hama insekta dilakukan penyemprot menggunakan pestisa organik. Beberapa pestisida organik yang dapat digunakan untuk menanggulangi hama tersebut antara lain:
- Campuran tembakau, bawang putih,merah cabe rawit
- Camuran Kapur, kunyit, daun pepaya atau daun sambiroto
- Menggunakan Pestisida nabati dengan air seni sapi
- Campuran Mimba oil, backing soda, minyak cengkih
- Sedang untuk perekat dapat menggunakan daging lidah buaya
Aplikasi penyemprotan nya dilakukan secara rotasi atau berganatian agar hama tidak resistant atau kebal. Serta penyemprotan sebainya dilakukan sebelum jam 7 pagi atau setelah jam 5 sore.
Panen
Padi biasanya mulai berbunga pada umur 60 – 90 hari dan siap panen pada usia 120 – 150 hari. Panen dilakukan saat padi matang atau menguning 90 persen. Waktu yang diperlukan padi organik dari tanam hingga panen memang lebih lama dibanding dengan padi yang di budidayakan secara kimia.
Setelah dipanen padi dapat dijemur hingga kadar air 16 % atau kondisi padi kering simpan. Untuk dapat di simpan digudang dalam waktu beberapa bulan.
Dan dapat di keringkan kembali menjadi padi giling kering menjadi beras organik jika hendak di konsumsi atau dipasarkan menjadi beras organik.
Sebagaimana kita tahu, harga beras organik lebih mahal dibandingkan dengan harga beras biasa.
Demikian tadi cara membudidayakan padi secara organik yang dapat pertanianpedia jelaskan , semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan agar para petani juga terinspirasi untuk melakukan budidaya padi secara organik demi menjada kelestarian ekosistem.
Salam Sobat pertanian !!!